Kamis, 21 Februari 2008

LUPA DIRI


Lupa aku bahwa pelangi menyibakkan tirai
Setelah langit merinaikan dendang hujan
Diiringi dengan percikan kilat bersahutan



Lupa aku bahwa senja adalah tanda
Bahwa malam pekat akan segera tiba
Namun senyum bintang sering hadir setelahnya


Lupa aku berharap pada Tuhan
Tatkala tangis lepas bergelimang rasa kecewa
Padahal searus kesusahan, merentas kemudahan dan kemudahan


Lupa aku merdu hembusan angin di dedaunan
juga kepak sayap-sayap terbang siapa cipta


Lupa aku siapa aku dimana aku darimana asalku
kemana tujuanku dan apa yang menuntunku

Lupa aku milik siapa aku siapa pengendali hatiku
darimana asalku dan mengapa aku menjadi aku

Lupa aku
karena aku
tidak mengenal diriku
Lalu bagaimanakah bisa ku mengenal Tuhanku?

Selasa, 12 Februari 2008

Surat Tantangan!

Wahai pendekar!
yang tinggi, yang pendek, yang kekar
ya kalian semua!
ahli gulat, silat dan yang punya pukulan-tendangan secepat kilat

ku tantang kau melawan musuh terbesarku

hawa nafsu

mau?!

Rabu, 06 Februari 2008

Aku, Kau dan Langit

Aku melukis teduh wajahmu saat pertama bertemu dalam langit shubuh

Mengingat hebatnya cemburu pada terik langit menyengat terasa di kepala

kemudian sekejap mengenang perpisahan kita dalam untaian langit senja

hingga akhirnya aku terlelap dalam kerinduan

berselimutkan langit yang bertabur bintang-bintang.

Hujan Perpisahan

Itu gerimis merintih dari langit yang terluka
setelah telinga awan mendengar suara-suara berjuta
tidak lagi kini kita sematahari memaknai rindu yang pertama
sejak sajak berpisah mengepak sayap dan berbiak tetes hujan kenangan

5 Feb 2008
22.30 wib

LANGIT RINDU

Dari kuas hati yang merindu
kutoreh lembut tinta putih berbentuk awan dalam kanvas langit biru

sambil menatap langit aku bertanya pada bunyi dalam sunyi

mengapa kulukis wajahnya lagi?

5 Feb 2008
22.10 wib