Bagaimana ku lukiskan maaf
Bila kanvas hati enggan kau buka
Bagaimana aku mendekati rindu
Bila sedetik kutemui kau berubah arah
Cahaya demi cahaya aku kirim mengawali senja
Untuk membuka selimut gelap dukamu dan marah
Hanya setetes embun mengalir setiap shubuh
Untuk melubangi hatimu yang berubah membatu
Bagaimana bisa ku dendangkan maaf
Bila partitur cinta sudah terkoyak
Bagaimana pula aku kuasa berteriak rindu
Bila kau bungkam mulut jiwa dengan benci yang lebam membiru
Setangkai demi setangkai aku letakkan mawar maaf
Di lantai yang berdindingkan tembok perih
Dapatkah ku rengkuh kau kembali berseri
'pabila ku turuti maumu ditinggal sendiri
Bayu
26 November 2007
13:32 WIB
Sebuah pendopo puisi untuk melepas penat, berbagi pikiran, berbagi perasaan atau hanya tempat untuk merenung.
Minggu, 25 November 2007
Kamis, 22 November 2007
Doa
Sang mentari setia menghangatkan bumi agar hari ini berseri
Mengilhami daun yang berguguran pelan penuh makna apa adanya
Setangkai teratai jiwa berdoa agar kesabaran ceria mengarungi fana
Meliuk-liuk melewati duri perjalanan diri tanpa luka
Sebahagia ungu yang merekah menyatu dalam warna
Mengiringi panah hujan perjalanan usia
Semoga hidup tenang seperti malam tanpa suara binatang
Pun hangat embun bahagia senantiasa membuncah pada pelupuk wajah
Bahagia ombak raga dan layar jiwa
Mengarungi bahtera hingga selamat sampai Dermaga sang Pencipta
Semoga dari kini hingga nanti.
Mengilhami daun yang berguguran pelan penuh makna apa adanya
Setangkai teratai jiwa berdoa agar kesabaran ceria mengarungi fana
Meliuk-liuk melewati duri perjalanan diri tanpa luka
Sebahagia ungu yang merekah menyatu dalam warna
Mengiringi panah hujan perjalanan usia
Semoga hidup tenang seperti malam tanpa suara binatang
Pun hangat embun bahagia senantiasa membuncah pada pelupuk wajah
Bahagia ombak raga dan layar jiwa
Mengarungi bahtera hingga selamat sampai Dermaga sang Pencipta
Semoga dari kini hingga nanti.
Rabu, 14 November 2007
TERSANGKA
Mengiring detak detik, suara langkah buncah pada hening yang menggila
Cahaya jalan pelan ke kiri ke kanan mencipta imago menakutkan
Berputar kepala dengar tanya berulang-ulang dari pagi hingga malam
Hypegiaphobia tak pernah mengalir dalam darah, jadi reproduksi saja bukti nyata
Biar pemutus keadilan nanti yang berconviction raisonance dalam kalbunya
Aku tidak gemetar dengan suara menggelegar yang kau cipta
Sekalipun racaumu buru cambuk telinga jiwa bakar ranting keyakinan berkata apa adanya
Toh, lebam dada tidak seberapa dibanding rasa sakit di dalamnya
Pun ciprat bercak darah bukan cermin gemeretak yang meresah
Pintaku kau raba saja dinding bukti dengan sah derai fakta
Dengan ikhlas aku akan menelan penjara sebagai rumah kedua
*Imago : Bayangan-Roh
*Conviction Raisonance : teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim yang didasarkan hal-hal yang rasional.*Hypegiaphobia :Takut bertanggungjawab
Langganan:
Postingan (Atom)