Sebuah pendopo puisi untuk melepas penat, berbagi pikiran, berbagi perasaan atau hanya tempat untuk merenung.
Kamis, 13 September 2007
Teropong
Mata raga sudah redup
Menghalangiku melihat aura dunia
Hanya sampai sini aku sanggup
Menelanjangi bumi yang mulai tua
Namun melihat wajahmu tanpa mata pun aku bisa
Karena aku punya teropong di dalam jiwa
Teropong yang tersimpan rapi di dalam hati
Untuk melihat orang yang kusayangi
Tanpa dokter berdiagnosa aku tau bahwa kau terluka
Tanpa airmata bersaksi aku tau kau sedang bersedih
Pun layaknya mawar yang merekah aku tau kau sedang bahagia
Teropong ini menggantikan mata raga
khusus untukmu, untuk melihatmu
Teropong ini untukmu
untuk menjagamu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Suka-Suka sama yang satu ini. Bahasanya sederhana, sehingga mudah dipahami.
Juga romantis di akhir ^_^
Posting Komentar