Minggu, 25 November 2007

Puisi Maaf

Bagaimana ku lukiskan maaf
Bila kanvas hati enggan kau buka
Bagaimana aku mendekati rindu
Bila sedetik kutemui kau berubah arah

Cahaya demi cahaya aku kirim mengawali senja
Untuk membuka selimut gelap dukamu dan marah
Hanya setetes embun mengalir setiap shubuh
Untuk melubangi hatimu yang berubah membatu

Bagaimana bisa ku dendangkan maaf
Bila partitur cinta sudah terkoyak
Bagaimana pula aku kuasa berteriak rindu
Bila kau bungkam mulut jiwa dengan benci yang lebam membiru

Setangkai demi setangkai aku letakkan mawar maaf
Di lantai yang berdindingkan tembok perih
Dapatkah ku rengkuh kau kembali berseri
'pabila ku turuti maumu ditinggal sendiri




Bayu
26 November 2007
13:32 WIB

4 komentar:

Littleayas mengatakan...

hukshuks...sedih euy..
perihnya berasa banget ;(

Littleayas mengatakan...

nyaaa keren bagus kata2na.. i love this one^^

Anonim mengatakan...

wah,,lagi mau minta maaf sama sapa bro? sukses ya semoga mendapat maaf dari yang bersangkutan :)

Anonim mengatakan...

hmmmm...
lagi merasa bersalah ich ...
ma siapa bro ...
hayooo....
bagus puisinya ....
niach aku titip satu pusiku...

ROBOH

Urain ini gambar untuk marah
urusan hati gundah melawan gusuran reda
terasing untuk amarah
goyah menelusuri hari kemudian cerah bersinar
kian rusuh mulai dengan kekuasaan
kalayak tiada lagi yang berhak menentang
kurasa salah
ini pikiranku ini opiniku ini aku
jika kau berani mengapa tidak kau cari
seiring gebyarnya perubahan besar-besaran
atas reformasi negeri ini
kau biarkan obrak-abrik masa digerakkan
peluru-peluru ambisi kemenangan
oleh adat uang terbesar secengkal basah lidah
atau diam