Rabu, 14 Juli 2010

Antara aku dan Waktu-Mu

Apakah akan selamanya hanya hening
yang mau mendengarkan
atau suaraku yang terlampau pelan
Apakah akan selamanya dingin malam menjadi pedang
walaupun ia yang menjadi satu-satunya teman

o Sang Penganyam Kehidupan apalagi yang kau rencanakan
dan dimana jatidiriku itu tersembunyikan
Mengapa semakin hari membuka mata, semakin ia temaram
mengapa semakin ingin berkata semakin ia terbungkam

Kini aku serupa orang-orang itu
yang semakin kelu dalam Waktu
yang tetap saja berjalan meski perih tercacah lalu meremah
menjadi pengeja lupa arah atau salah melangkah, hingga telah tersadar lelah
sungguh, aku hanya ingin mensyukuri diriku dan Waktu
ketika mereka saling menyatakan cinta, dan merasa bahagia.

14/07/2010
17:03 WIB
M.I.Jakarta

Kamis, 18 Februari 2010

MENYATU RINDU

: Ratih & Iqbal

Melumat dalam puisi, doa dan mimpi
Yang sering menggigil di tepi subuh
Sudah tiba saat rindu yang semakin merinai
Menjatuhkan diri dari puncak gunung dingin

Berpeluk dengan hangat putih pasir pantai
Mengikat naluri bersenyawa
Menghadirkan surga dalam dunia

Semoga ikrar menjelma karang
Yang tak lekas pecah diterjang keras ombak kehidupan
Semoga senantiasa cinta mengepak sayap
Menghalau awan bimbang yang menutup pandang.