Rabu, 03 Desember 2008

TERUNTUK HUJAN

salam untukmu hujan yang sedari malam
basah menyirami bebatuan
pohon dan kering tanah merah
basuh mengobati purnama renung
hingga pudar warna amarah
lebat dalam sunyi tanpa jeda dan
kenangan yang menggerimis reda

Ketika

kepada yang menghembus larik cemburu
di setiap guratan waktu
maaf jika yang bersisian denganku bukan dirimu

ketika cinta adalah gelitik yang menyemut di dalam hatiku
harum bunga yang menenangkan jiwa bukan kau ternyata

Tak ingin ada lagi hidangan resah
maka tinggalkan aku dalam genangan rindu
karena denganmu waktu telah menjadi sembilu

Sembunyi Dalam Terang

Bosankah kau melihat aku dalam perang?
Perang melawan seseorang di dalam diri
yang senantiasa mengancam
Seseorang yang dengan terang selalu menenggelamkan
Agar aku semakin tertutup dalam dimensi yang mencekam.

Bosankah kau mendengar aku teriak kesakitan?
Karena terus menerus tertusuk oleh ketidakberdayaan
Semua kekuatan di belahan dunia menyerah kehabisan nafas
Bila ingin menyelamatkanku yang semakin tenggelam menghitam

Lalu apakah kau akan membiarkanku kawan?
Atau kau membantuku melepaskan karat yang semakin mengikat
Lalu apakah kau akan membantuku kawan?
Dan membiarkanku bersembunyi dalam terang.

Karena hanya dibalik terang, aku merasakan kemenangan

CETAK BIRU

waktu mencetak biru namaku
kemudian Tuhan memilihkan tubuh
lalu menunjuk ibu melahirkan diriku

waktu mencetak namaku sebiru rindu
kemudian Tuhan mengangkat derajatku
lalu menunjuk mata ayah menangis bangga

waktu mencetak haru rinduku pada nama-nama
kemudian benak kelu memikirkan warna mereka
lalu menuntunku mendoakan jasad-jasad biru