Kamis, 13 September 2007

Ketok Palu


Ruangan yang panas dibalut keringat dan bau tak sedap
mendadak menjadi dingin ketika dia memulai
Tabungan ketenangan dan senyuman ramah
seketika pecah berserak tak tentu arah

Ada yang mencaci, ada yang membela
"Aku menuntut hak, tempatmu di neraka!!"
Tanpa sadar mereka melupakan kewajiban
memaklumi kesalahan dengan memaafkan

Hei, lihat itu sang ksatria
bukan penegakkan keadilan di mulutnya
tapi penuhnya kantung culas dengan uang
Dan yah, tentunya ada campuran kepentingan juga

Adalagi mereka sang pekerja
memutar kepala kemudian berteriak-teriak
"Pemutus Keadilan!, kapan kami bisa hidup dengan tenang?"
"Liat keadaan kami, kami juga punya anak isteri!!"

Jarum pendek pun bergeser cepat
Waktu diakhiri dengan tiga ketukan "Tok,Tok,Tok"
seketika itu juga kami pulang
dengan senyum kecut terpampang.

3 komentar:

Gita Pratama mengatakan...

diketokkan palu
tepat di jidat

rasa lapar terpuaskan
perut makin menggembung
jari istr penuh kilau
garasi penuh mirip showroom

akh itu sih bukan lapar
tapi rakus

tok.. tok.. tok..
palu dibuang jauh
besok beli yang baru

yang kinclong
dan lebih mudah diatur

: apa sih yang gak bisa?

Anonim mengatakan...

pkiranmu jangan terdominasi oleh keadaan yang kamu gambarkan lebih baik kamu biaskan saja biar menjadi cahaya yang banyak keriteria ....tingkatkan ....oke broooo...suskses buat sampean ...terus berkarya ....sering 2 juga nangkring di blogku ...oke ....

Anonim mengatakan...

pkiranmu jangan terdominasi oleh keadaan yang kamu gambarkan lebih baik kamu biaskan saja biar menjadi cahaya yang banyak keriteria ....tingkatkan ....oke broooo...suskses buat sampean ...terus berkarya ....sering 2 juga nangkring di blogku ...oke ....