Jumat, 16 Mei 2008

DERMAGA

Ada rasa yang tertinggal
saat ingin melangkah jauh ke depan
hingga menjelma tetesan tanya
yang tumpah dari gumpalan awan resah

Pernah aku tanya pada angin
bagaimana ia bisa sebegitu dingin
angin berkata : "aku hanya potongan puing
dari puzzle kehidupan yang tak perlu kau susun!"

aku jadi enggan bertanya pada angin

Lalu aku bertanya pada dedaun pohon persahabatan
mereka adalah separuh pikiran juga hatiku
mereka senantiasa berbagi tawa dan kecewa
sahabat selalu berkata :
"jangan pernah kau jatuh ke dalam lubang kesepian,
akan ada pohon lain di sana, tapi kami jangan dilupakan"

aku hanya bisa berharap pohon di sana seteduh kalian

Dan diantara ombak merah yang makin menyala
aku melihat sinar putih
pada mereka yang takut Tuhannya

Kali ini, aku tidak bertanya
hanya mengikuti langkah mereka
Saat itulah hatiku berkata : "Bukan ridho manusia, tapi ridho Allah-lah dermaga".

Dan kini ku tau kemana harus melangkah

Sayangnya, kenangan tidak bisa berubah warna.

1 komentar:

Kritik Sastra mengatakan...

Kata klise /seperti rasa yang tertinggal/ lebih baik dihindari. Cobalah untuk lebih mengdiskripsikan dengan lebih konkret perasaan/renungan yang ada. Misalkan pada /pohon persahabatn/. Kata2 seperti itu sangat klise. Terus berkarya!