Rabu, 14 Mei 2008

Mata-Mata

Dalam malam yang bertiup angin
aku menutup mataku dengan kain putih yang tebal dan dingin
berharap mataku bisa memejam dengan sungguh
bungkam dari berpesan kepada benak
tentang hal-hal yang membuatnya kotor

Kini aku mencoba membuka mataku yang lain
dengan perlahan
mata yang hanya bisa terbuka dengan kejujuran
dan telanjang keangkuhan

Dari mata yang kedua aku hanya melihat aku
aku yang melihat tidak hanya wajah
namun tergambar dalam bentuk bayang hitam pekat asap.

Bahkan aku terlintas sebagai sesuatu yang sebenarnya selalu aku hindari
Iblis? Syetan?
mungkin tidak sesempurna mereka

Tapi aku menjadi hampir seperti mereka
Aku melihat aku tersimpul rasa
yang seharusnya tak perlu ada
rasa diri yang melangit hingga membuat lupa
bahwa aku sedang berpijak di penjara bapak, ibu manusia
Adam dan Hawa.

Sungguh aku mengakui aku
karena tidak mungkin aku menolak bahwa itu aku
ya karena selama ini aku tidak pernah melihatnya
dengan mata pertamaku

Mata yang sedang kututup
dengan kain putih yang tebal dan dingin
Mata yang saat ini merinaikan bulir-bulir penyesalan.

Tidak ada komentar: